Selasa, 26 April 2016

ILMU YANG INDAH

a.    Kata ilmu dalam bahasa Indonesia berasal dari kata al-‘ilmu dalam bahasa Arab. Secara bahasa (etimologi) kata al-‘ilmu adalah bentuk masdar atau kata sifat dari kata `alima – ya`lamu- `ilman. Dijelaskan bahwa lawan kata dari al-‘ilmu adalah al-jahl (bodoh/tidak tahu). Sehingga jika dikatakan  alimtu asy-syai’a berarti “saya mengetahui sesuatu”.
 
Sementara secara istilah (terminologi) ilmu berarti pemahaman tentang hakikat sesuatu Ia juga merupakan pengetahuan tentang sesuatu yang diketahui dari dzat (esensi), sifat dan makna sebagaimana adanya. Dalam kitab Tafsir Aisar at-Tafaasir dijelaskan bahwa:
        Artinya : “Ilmu itu adalah jalan menuju rasa takut kepada Allah, barang siapa yang tidak mengenal Allah, maka dia tidak mempunyai rasa takut pada-Nya.  Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama”

b.    Menuntut ilmu merupakan kwajiban bagi sitiap muslim, dengan ilmu seseorang akan dapat memenuhi kebutuhan duniawi maupun ukhrawi.
c.     Ilmu bisa deperoleh hanya dengan cara dan etika yang benar serta sabar menghadapi cobaan.
d.    Islam telah memberikan tuntunan menuntun ilmu yang benar sehingga bisa bermanfaat bagi diri sendri dan orang lain.
e.    Ilmu merupakan identitas manusia yang membedakannya dengan makhluk lain
f.     Ilmu tidak bisa diperoleh dengan mudah, dibutuhkan syarat-syarat khusus diantarangan adalah patuh kepada orang tua dan guru agar mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah.
g.    Orang tua dan guru harus dihormati, jika mereka masihi hidup kita harus sopan dan santun serta tidaka mnyakiti hati mereka, jika sudah meninggal arus kita doakan.
h.    Ulama terdahulu telah mencontohkan cara-cara yang dilakukan sehingga memperoleh ilmu yang membawa manfaat bagi kita sampai sekarang.

Berikut ini beberapa kisah menakjubkan tentang kesungguhan para Ulama dalam menuntut ilmu :
1)    Kesabaran dan Kesungguhan Menuntut Ilmu
Ibnu Thahir al-Maqdisy berkata : ”Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Mekkah. Aku berjalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku”.

2)    Belajar Setiap Hari
Al-Imam an Nawawy setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqh, Hadits, Tafsir, dsb..)

3)    Membaca Kitab Sebagai Pengusir Kantuk
Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk, pada saat yang bukan semestinya. sehingga beliau bisa segar kembali.
4)    Berusaha Mendapatkan Faidah Ilmu Meski Di Kamar Mandi
Majduddin Ibn Taimiyyah (Kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya: “Bacalah kitab ini dengan suara keras agar aku bisa mendengarnya di kamar mandi”.

5)    Kemampuan Membaca Yang Luar Biasa
Ibnul Jauzy  sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab.
Al-Khothib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 majelis ( 3 malam), setiap malam mulai ba’da Maghrib hingga Subuh (jeda sholat)
      Catatan : Shahih alBukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata dalam satu kali majelis (satu malam) dibaca 2336 hadits.

      Abdullah bin Sa’id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih Muslim selama seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di masjid Qurtubah Andalus setelah beliau pulang dari Makkah.

6)    Mengulang  Membaca Suatu Kitab Hingga Berkali-Kali
Al-Muzani berkata: ”Aku telah membaca kitab arRisalah (karya asy-Syafi’i) sejak 50 tahun lalu dan setiap kali aku baca aku menemukan faidah yang tidak ditemukan sebelumnya”.

Gholib bin Abdirrahman bin Gholib al-Muhaariby telah membaca Shahih alBukhari sebanyak 700 kali.

7)    Kesungguhan Menulis
Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kertas dengan tulisan yang rapi.
Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/menyalin lebih dari 2000 jilid kitab-kitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2 buku.
Ibnu Thahir berkata: ”saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, dan Sunan Abi Dawud 7 kali dengan upah, dan Sunan Ibn Majah 10 kali”.
Ibnul Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku

8)    Sangat Bersemangat Dalam Mencatat Faidah
 Al-Imam an-Nawawy berkata: “Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu faidah (ilmu) yang ia lihat atau dengar. Segeralah ia tulis dan sering-sering mengulang kembali”.
Al-Imam al-Bukhary dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu, menulis apa yang teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur, terbangun lagi , dan seterusnya hingga 18 kali.

MALAIKAT BERSAMA KITA



A.    Pengertian Iman Kepada Malaikat

Meyakini secara pasti bahwa Allah subhanahu Wata’ala memiliki para malaikat yang diciptakan dari  nur,  yang  selalu taat , tidak  pernah  mendurhakai-Nya  dan mengerjakan  setiap apa yang diperintahkan kepada mereka
B.    Dalil-Dalil Wajibnya Beriman Kepada Malaikat

    1. Dalil Al Qur’an
a.    “Barang siap kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (An-Nisa’: 136).
b.    “Barang siapa menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.” (Al-Baqarah: 98).

2.    Dalil Sunnah

“Nabi ditannya “Apakah iman itu?” Beliau menjawab, “Iman ialah engkau percaya kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan engkau percaya pada Hari Kebangkitan.” (HR. Al Bukhari)
3.    Dalil Akal

“Manusia menyadari adanya bisikan-bisikan yang baik dan bisikan-bisikan jahat. Bahwa bisikan-bisikan baik itu berasal dari Malaikat, sedangkan bisikan-bisikan jahat berasal dari syetan.
C.   Hal-Hal yang Wajib Diimani Tentang Malaikat

1.    Mengimani keberadaan dan wujud mereka
2.    Mengimani nama-nama mereka yang kita kenal mapun yang tidak kita kenal
3.    Mengimani sifat-sifat mereka
4.    Mengimani tugas-tugas mereka

D.   Sifat-Sifat Malaikat

1.    Makhluk yang dimuliakan
2.    Diberi kemampuan merubah wujud
3.    Tidak sombong
4.    Tidak pernah berbuat maksiat
5.    Selalu bertasbih Allah
6.    Senantiasa tunduk dan patuh kepada Allah
7.    Tidak punya rasa letih
8.    Tidak pernah mengeluh

E.    Tugas-Tugas Malaikat

1.    Menyangga ’Arsy
2.    Menyampaikan wahyu kepada para rasul
3.    Meneguhkan hati orang-orang yang beriman
4.    Bertasbih dan bersujud pada Allah
5.    Menolong dan mendo’akan hamba Allah
6.    Melaknat orang-orang kafir
7.    Menangani proses kejadian manusia lalu mencatat taqdirnya
8.    Menjaga dan mencatat perbuatan manusia
9.    Mengiringi dan mengikuti manusia secara bergiliran
10.  Mendatangkan adzab bagi orang yang berbuat dhalim dan mengingkari ayat-ayat Allah
11.  Menjemput kematian
12.  Memberikan ilham kepada hamba yang dekat kepada Allah

Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2


     1. Mengartikan
a.      Q.S. Al-Isra’/17: 32
-          Arti Mufradat (kosa kata/kalimat)
Lafal
Arti
Lafal
Arti

Dan janganlah kamu mendekati

 

Perbuatan keji

zina

 

Dan seburuk-buruk

Sesungguhnya zina itu

 

jalan
Terjemah :“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS Al-Isra’ ayat 32)
b.     QS. An-Nur ayat 2
-          Arti Mufradat (kosa kata/kalimat)

Lafal
Arti
Lafal
Arti

Pezina perempuan

 

Dalam hukum Allah

Pezina laki-laki

 

Jika kalian adalah

Maka derlah

 

Berimaan

Tiap-tiap satu

 

Kepada Allah

Dari keduanya

 

Dan hari akhir

Seratus deraan

 

Maka hendaklah menyaksikan

Dan jaganlah mengambil kalian

 

Hukuman keduanya

Dengan keduanya

 

segolongan

Rasa iba

 

Dari orang-orang yag beriman

Terjemah :
“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah, jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nur ayat 2)
2. Kandungan ayat
a.         QS. Al-Isra’ (17) ayat 32

       Secara umum QS. Al-Isra’ (17) ayat 32 mengandung pesan-pesan sebagai berikut:
 
1.   Larangan mendekati zina
2.   Zina merupakan perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk

Zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami isteri di luar tali pernikahan yang sah. Rasululah saw telah memberikan peringatan bahwa merebaknya perzinahan merupakan salah satu tanda kehancuran peradaban manusia dan merupakan tanda-tanda datangnya kiamat :
Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan zina merupakan dosa besar yang dilarang keras oleh Allah SWT. Ditegaskan oleh Allah bahwa dalam  QS Al-Isra’ ayat 32 bahwa zina dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan buruk.
Imam Sayuthi dalam kitabnya Al-Jami’ Al-Kabir menulislan bahwa perbuatan zina dapat megakibatkan 6 dampak negatif bagi pelakunya. 3 dampak negatif menimpa pada saat di dunia dan 3 dampak lagi akan ditimpakan kelak di akhirat.
Adapun 3 hal yang akan menimpa di dunia ialah :
1.       Menghilangkan wibawa.
2.       Mengakibatkan kefakiran,
3.       Mengurangi umur.

Dan tiga lagi yang akan dijatuhkan di akherat :
1.      Mendapat murka dari Allah
2.      Hisab yang jelek (banyak dosa)
3.      Siksaan di neraka

b.     QS.An-Nur (24) ayat 2

Isi kandungan QS An-Nur (24) ayat 2 adalah :
1.      Perintah Allah SWT untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-masing seratus kali.
2.      Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk melaksanakan hukum Allah SWT.
3.      Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.

Perbuatan zina dikategorikan menjadi 2 macam :
1.         Muhsan, yaitu pezina sudah baligh, berakal, merdeka, sudah pernah menikah. Hukuman terhadap zina muhsan adalah didera seratus kali dan rajam (dilempari dengan batu sederhana sampai meninggal).
2.         Ghairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah. Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.

Dalam pandangan Islam, zina merupakan perbuatan kriminal (jarimah) yang dikatagorikan hukuman hudud, yakni sebuah jenis hukuman atas perbuatan maksiat yang menjadi hak Allah SWT. Tidak ada seorang pun yang berhak memaafkan kemaksiatan zina tersebut, baik oleh penguasa atau pihak berkaitan dengannya. Berdasarkan QS. an-Nur (24): 2, pelaku perzinaan, baik laki-laki maupun perempuan harus dihukum dera (dicambuk) sebanyak 100 kali. Namun, jika pelaku perzinaan itu sudah muhsan (pernah menikah), sebagaimana ketentuan hadits Nabi saw maka diterapkan hukuman rajam.
Diantara dampak negatif zina adalah sebagai berikut :
1.          Mendapat laknat dari Allah SWT dan rasul-Nya
2.          Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat
3.          Nasab menjadi tidak jelas
4.          Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya
5.          Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan